Sungguh semangat nasionalisme dan rasa cinta kedaerahan yang dimiliki para ulama terdahulu merupakan tauladan yang luar biasa. Ketenaran para ulama dipergunakan betul untuk mengenalkan daerahnya, langkah para ulama cukup marketable. Dulu kita pernah memiliki ulama besar kaliber internasional mengajar di masjid paling agung dunia yg bernama Masjidil Haram, menjadi guru bagi ulama berbagai dunia. Dan lihatlah nama yang disandang, bukan nama marga maupun nama keluarga tapi nama daerah asal para ulama. Syekh Yasin Al Padangi, Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Mahfudz Attarmasi (Termas Pacitan kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono).
Bahkan saat menamakan pesantren-pesantrennya, para ulama tersebut tidak memakai nama kearab-araban apalagi kebarat-baratan. Melainkan menggunakan nama kedaerahannya, Pesantren Tebuireng, Tambak Beras, Paiton, Genggong, Tegal Delimo, Krapyak dan masih banyak lagi.
Metode kurikulum yang dipakai cukup sederhana, dua hal yaitu ngaji kitab kuning dan belajar bertani sebagai penguatan bahwa kita masyarakat rural agraris yang hidup di Negara dengan potensi agraris. Bahkan seorang kyai besar di Pasuruan almarhum Syekh Abu Amar Pasrepan mengajarkan bertani pada masyarakat desa sekitar ditanahnya sendiri untuk dinikmati bersama hasil panennya.
Belum lagi kalau kita belajar bagaimana Sunan Giri mengajari masyarakat tentang cara membuat sumur dan pengobatan (ilmu tabib), bukankah itu peningkatan kebutuhan dasar? Serta sang Raden Sunan Kalijogo cucu dari Ronggo Lawe bin Raja Sumenep Aryaraja yang total melakukan penguatan budaya Jawa dan memastikan bagaimana penduduk Tuban bisa makan. Sunan Kalijogo protes pada ayahanda Bupati Tuban yang menerapkan pajak tinggi karena saat itu Majapahit bangkrut akibat perang Paregrek yang ternyata menjadi awal runtuhnya adidaya asia yang bernama Majapahit.
Berdesa sebenarnya melanjutkan apa yang telah lama dilakukan para ulama terdahulu. Berdesa adalah menemani masyarakat desa, membangun desa dan amar ma’ruf (mengajak agar desa lebih baik), serta berdesa adalah jihad.
Penulis : Maulana Sholehodin
Pendamping Ahli – Teknologi Tepat Guna
Kabupaten Pasuruan
Leave a Reply