Kerinduan Maulana Jakfar Shodik

Pasang Iklan Anda disini Hubungi Brama News

Penulis : Maulana Sholehodin
Redaktur : Brama News

Maulana Jakfar Shodik yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Kudus merupakan walisongo kelahiran kota Al Quds (Al Quddus) Palestina. Kerinduan yang mendalam pada tanah kelahiran membuatnya merubah nama desa Tajug menjadi nama Kudus yang diambil dari nama Al Quds / Al Quddus Palestina tempat kelahiran ruhul kudus Isa Almasih.

Karena di Palestina ada masjid legendaris yang bernama Al Aqsho maka kanjeng Sunan Kudus pun membangun Masjid Jami’ di Judus dan memberi nama masjid Al-Aqsho. Di Palestina ada Gunung Moria tempat para Nabi uzla, menurut Injil mazmur dan taurot di gunung ini juga Nabi Ibrohim akan menyembelih putra tunggalnya. Karena itulah Gunung di Kudus diberi nama Gunung Moria diambil dari nama Gunung Moria Palestina dan lidah orang Jawa lebih mudah menyebut Muria.

Terlahir dengan wajah berhidung mancung kearaban dengan tinggi180 cm (5 ft 11 in) dan berat 81 kg (179 pon) saya tidak bisa membayangkan betapa gagahnya kanjeng Sunan Judus, andai Maulana Sholehodin segagah Maulana Jakfar Shodiq ini. Dengan tubuh seatletis itu pantas jika kanjeng Sunan Kudus terkenal petarung handal. Bahkan konon diceritakan memiliki kurang lebih 1001 ilmu kesaktian sampai mampu mengalahkan Ki Ageng Pengging alias Kebo Kenongo, murid kinasih dari Syekh Siti Jenar yang sakti mandraguna.

Kota Kudus yang awalnya bernama Tajug berkembang pesat menjadi salah satu kota perdagangan di pantai Utara pulau Jawa pada abad 16. Kota ini pada jaman walisongo adalah kota pelabuhan yang dikembangkan Kyai Telingsing tokoh agama di daerah Tajug.

Kyai Telingsing adalah panggilan akrab kepada The Ling Sing, seorang Muslim tionghoa / China asal Yunnan Tiongkok. Yang sudah ada sejak abad ke-15 Masehi dan menjadi cikal bakal Tionghoa muslim di Kudus. Kyai Telingsing seorang ahli seni lukis dari Dinasti Sung yang terkenal dengan motif lukisan Dinasti Sung, juga sebagai pedagang dan mubaligh Islam terkemuka. Setelah datang ke Kudus untuk menyebarkan Islam kemudian mendirikan sebuah masjid dan pesantren di kampung Nganguk. Raden Undung (nama kecil Sunan Kudus) adalah salah satu santri di Pesantren Kyai The Ling Sing ini.

Sunan Kudus mengembangkan dan menata kota Kudus dengan tiga nilai yang disingkat Gusjigang (bagus, ngaji dan berdagang) merupakan filosofi yang diajarkan oleh Sunan Kudus kepada masyarakat Kudus. Perilaku yang bagus (aspek moralitas), pandai mengaji (aspek spiritualitas) dan lihai berdagang (aspek kapital).

Tiga hal ini menjadi pedoman hidup para pengikut kanjeng Sunan Kudus di Kota Kudus yang mendorong akselerasi pertumbuhan masyarakat kota Kudus. Dan sungai gelis yang membela Kudus menjadi lintasan perdagangan internasional seiring perekonomian kota yang maju pesat

Kejeniusan Sunan Kudus ini membuat Sultan Demak memberi banyak jabatan diantaranya :

  1. Penasehat Sultan (Sultan Demak)
  2. Panglima Perang / tentara
  3. Qadhi / hakim
  4. Mufti
  5. Imam Besar Masjid Demak dan Masjid Kudus
  6. Mursyid Tarekat
  7. Naqib Nasab Keturunan Azmatkhan
  8. Kepala Pasar
  9. Penanggung Jawab Pencetak Dinar Dirham Islam (sekelas Gubernur BI sekarang)
  10. Ketua Baitulmal

Konon gaji Sunan Kudus atas jabatan itu sekitar 7 Dinar Emas (1 Dinar Emas=24Karat,4.44 gram) per hari. Gaji itu cukup layak dan sebanding dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kudus saat itu. Pekerjaan melimpah, kebudayaan tumbuh baik dengan simbol menara Kudus perpaduan budaya Jawa, Hindu, Cina dan Islam.

Dalam catatan ini satu hal yang penting yaitu tidaklah penting anda jadi apa? Anda mau jadi tentara, ekonom, pegawai negeri, hakim atau apapun asal anda bermanfaat, amanah, jujur dan bertaqwa maka akan jadi kekasih Allah (wali Allah). Itu yang dibuktikan oleh Maulana Sayyid Jakfar Shodiq.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.