Ketika Doktor Belum ‘Ngopi’

Pasang Iklan Anda disini Hubungi Brama News

Penulis : Maulana Sholehodin
Editor : Septaria Yusnaeni

Saya bagian kecil dari sedikit orang yang mengagumi seorang Anin (panggilan akrab Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak) anak desa terpencil Salahaji di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara berbatasan dengan kabupaten yang sedikit lagi sudah sampai Aceh Tamiang (menurut peta sih).

Pernah mengelola lembaga kursus bahkan konon sempat menjadi tukang parkir untuk memenuhi kebutuhannya, melanjutkan studi S1 Ilmu Akuntansi Publik di STIE Ahmad Dahlan Jakarta. Lulus tahun 2005, Anin memperoleh kesempatan belajar di Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik (MPKP) Konsentrasi Desentralisasi Keuangan Pusat dan Daerah, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kemudian menuntaskan pendidikan Doktor Ilmu Ekonomi di Universitas Diponegoro, Semarang.

Saya berharap seperti harapan banyak orang tentang kehadiran Dahnil di tim nasional Prabowo akan merubah pola seperti Ratna Sarumpet dan isu hoaks kartu suara 7 kontainer. Agar kontestasi capres ini menjadi kompetisi yang cerdas, bijak akademik dan santun. Tapi harap itu runtuh tatkala seorang Dr. Dahnil berkicau di akunnya @Dahnilanzar mengomentari tentang data paparan Jokowi.

Hingga saat ini Dahnil diserang oleh banyak orang karena tweet nya yang mengatakan bahwa angka yang dikatakan Pak Jokowi telah membangun jalan desa 191.000 km sama halnya dengan 4,8 keliling bumi.

Iya, sama sekali tidak salah apa yang dikatakan Dr. Dahnil sebab lingkar khatulistiwa 40.075,017 km. Yang salah ketika Dahnil menganggap angka 191.000 km adalah kebohongan sebab melebihi garis lingkar khatulistiwa. Dahnil lupa bahwa dalam satu desa jalan itu tidak tunggal melintang di tengah desa tapi ada jalan dusun, jalan lingkar, jalan alternatif, sampai jalan penghubung antar dusun. Wah benar-benar kurang ‘ngopi’ Pak Doktor ini.

Berdasarkan Permendagri No.137 tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, terdapat 416 Kabupaten, 98 Kota, 7.094 Kecamatan, 8.490 kelurahan, dan 74.957 desa di Indonesia. Andai masing-masing desa memiliki jalan hanya 3 km saja dikali jumlah desa maka akan ketemu angka 224.871 km. Wah tambah bingung toh bang Dahnil? Bagi saya terlalu banyak baca buku juga buruk sebab orang harus ‘ngopi’ dan jalan-jalan agar tahu realitas empiris bahwa dunia ini lebih luas dari buku yang Anda baca.

Saya ingin menunjukkan fakta lain yang lebih mencengangkan, dalam ilmu kedokteran selama satu hari saja, darah kita telah ‘berjalan’ menempuh jarak 19.312 kilometer. Dan Panjang total semua saraf di tubuh manusia adalah 75 kilometer. Sementara rata-rata tinggi badan orang Indonesia hanya 165-170 cm. Kemudian dalam ilmu kedokteran ketika kamu bersin, maka kecepatanya mencapai 160km/jam itu artinya melebihi kecepatan Valentino Rossi dalam balap moto GP saat di tikungan, data dari sirkuit Sachsenring Jerman, para pembalap moto GP menempuh 30 lap. Setiap lap, pembalap menurunkan kecepatan dari kecepatan awal sebesar 304 km/jam di trek lurus atau straight menjadi 99 km/jam mendekati tikungan. Bila Dr. Dahnil tambah bingung saya sarankan ‘ngopi’ dulu.

Memang saat ini lagi musim hal benar tapi tampak salah atau dikehendaki salah, barangkali inilah yang dikatakan Imam Ali bin Abi Tholib saat menghadapi perdebatan dengan muawiyah.

كلمة حق أريد بها الباطل

“Kalimat benar tapi yang diinginkan batil.”

Pada setiap analisa objektif tentu masih menyisakan subjektifitas, tetapi sengaja mengarahkan kesimpulan sebuah data pada kesimpulan yang salah adalah bentuk ketidakadilan intelektual. Agar terlihat religius saya tutup tulisan ini dengan ayat dimana Allah SWT mengingatkan kita untuk selalu menjaga objektifitas rasa keadilan kita bahkan pada orang yang kita benci sekalipun.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
(المائدة: 8)

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maidah: 8)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.