Penulis : Maulana Sholehodin
Editor : Septaria Yusnaeni
Pesantren Zainul Hasan mengirim dua pelajar Madrasah Tsanawiyah, Mohamad Rochim (15) dan Salsabila Meisefiyani (15) untuk mengikuti ajang bergengsi Thailand International Mathematics Olympiade diikuti 21 negara Asia Tenggara dan Eropa, pada hari Kamis tanggal 4 April 2019. Sebagai alumni, kagum, bangga dan rasa haru membaur bersama panjatan doa.
Tiba-tiba khayalku melayang pada awal perkembangan dan kejayaan Islam abad ke 8-9 yang disebut the glory of Islam. Pada abad itu dunia Islam menjadi pioner dari berbagai disiplin ilmu, pusat peradaban dunia yang menjembatani tradisi keilmuan Yunani peradaban modern Eropa. Ada banyak penemuan penting yang digagas para ilmuan yaitu ulama muslim zaman itu.
Algoritma dalam bahasa Indonesia didefinisikan prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas. Algoritma diambil dari nama julukan penemunya yaitu Al-Khawarizmi seorang matematikawan muslim yang dilahirkan di Khawarizm, Uzbekistan. Al-Khawarizmi (Khawarizm, Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad, 266 H/850 M) merupakan Ilmuwan, ulama ini ahli bidang ilmu matematika, astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi dan di barat lebih dikenal dengan nama Algoarisme atau Algorisme. Al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol). Dan orang barat menggunakan angka nol sekitar 250 tahun setelah ditemukan Al-Khawarizmi.
Masa kholifah Al-Makmun ada seorang ulama besar yang bernama Al-Kindi. Dia menterjemahkan hampir seluruh karya ilmu pengetahuan Yunani ke bahasa Arab setelah dimodifikasi terlebih dahulu agar lebih islami. Dan dia dianggap filosof pertama yang berkebangsaan Arab dari suku Al-Kindi. Dia sangat produktif dan menulis berbagai disiplin ilmu tapi minat terbesarnya pada matematika. Dia menganggap matematika adalah muqoddima atau pintu masuk untuk mempelajari filsafat. Begitu pentingnya matematika menurut Al-Kindi sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk ahli dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika disini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.
Pada awal abad ke-8 Masehi ilmuan muslim Muhammad Al-Karaji telah melahirkan revolosi pertanian dengan penemuanya tentang pengetahuan di bidang hidrologi. Bahkan karyanya yang abadi pada bidang matematika masih diakui hingga hari ini, yakni mengenai kanonik tabel koefisien binomium (dalam pembentukan hukum dan perluasan bentuk).
Sejarawan Barat menganggap
Al-Karaji sebagai ahli matematika ternama dan pertama yang membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat itu.
Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada operasi aritmatika untuk memanipulasi polynomial. Dalam karya pertamanya di Perancis, sejarawan matematika Franz Woepcke (dalam Extrait du Fakhri, traite d’Algèbre par abou Bekr Mohammed Ben Alhacan Al-Karkhi, Paris, 1853) memuji Al-Karaji sebagai ahli matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori aljabar kalkulus.
Al-Karaji menginvestigasikan koefisien binomium segitiga pascal. Dia juga yang pertama menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah integral kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral kalkulus.
Pada abad 9 dunia Islam juga melahirkan sejumlah ulama ilmuan kelas dunia, diantaranya adalah pakar Al-Battani (850-929). Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah dikenal sebagai bapak trigonometri. Al-Battani adalah Gubernur Syria dan dianggap astronom muslim terbesar dan ahli matematika melahirkan trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama yang menyusun tabel cotangen.
Pada abad ini juga lahir Al-Biruni peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Enam ratus tahun sebelum Galgeo, Al-Biruni telah membahas teori-teori perputaran (rotasi) bumi pada porosnya, juga memperkenalkan pengukuran-pengukuran geodesi dan menentukan keliling bumi dengan cara yang lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia.
Sejaman dengan Al-Biruni muncul lagi Umar Khayyam seorang ilmuan matematika tapi lebih dikenal sebagai seorang penyair. Dia berkontribusi besar dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Dia juga matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan kubus.
Dan paling fenomenal di abad 10 muncul Ibnu Sina seorang tokoh cendekiawan muslim yang besar di bidang kedokteran, seorang ilmuwan dengan karyanya berjudul Canon (Al-Qanun fi al-Tibb) menjadi buku wajib kedokteran di kampus-kampus Eropa selama lebih dari 5 abad, dia juga seorang ahli geologi, matematika (termasuk aljabar yang merupakan kesatuan dari eksponen), ahli fisika, penyair, psikolog, ilmuwan, tentara, negarawan. Lahir di daerah Bukhara pada tahun 981 Masehi. Bakat dan ketekunannya yang besar mengantarkan menjadi dokter yang diakui masyarakat Bukhara pada usia 17 tahun, dialah bapak pengobatan modern dunia.
Yang terpenting dari catatan ini Al-Kindi, Al-Karaji, Al-Biruni, Ibnu Sina, mereka telah menjariahkan ilmunya untuk masyarakat dunia, tidak menghak patenkan untuk royalti. Begitu juga penulis sekelas Imam Ibnu Malik , Imam Ghozali, Imam Jalalain, Musa bin Ubaidillah dan ini membedakan ilmuan Islam dan ilmuan Barat yang selalu mengkapitalisasi keilmuannya karena ideologi mereka kapitalis.
Selamat jalan duta Pesantren Zainul Hasan, Mohamad Rochim (15) dan Salsabila Meisefiyani (15) ke ajang bergengsi Thailand International Mathematics Olympiade semoga sukses, jadilah Al-Kindi, Al-Karkhi dan Ibnu Sina masa kini.
Leave a Reply