Oleh : Maulana Sholehodin
Sejak belia dahulu ketika di Pesantren, Ramadhan bagiku adalah saat dimana merubah pola hidup. Terjaga saat malam sampai subuh dan tidur sebanyak mungkin ketika siang hari untuk memperpendek siang maupun sekadar melupakan keinginan untuk ngopi dan merokok.
Kini aktifitas puasaku bertambah, selain tidur, bikin status Ramadhan dan bercengkrama dengan teman dunia maya di group WhatsApp, bercanda, debat saling merendahkan sambil sesekali copas fatwa agar dianggap Islami.
Tidur selama mungkin pada bulan puasa masih menjadi pilihan banyak orang dengan alibi tidurnya orang berpuasa itu ibadah. Dengan begitu kitapun sudah menjustifikasi diri masuk pada kategori hadits Nabi:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
“Barang siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya untuk neraka.”
Barangkali sebuah kebahagiaan yang perlu direnungkan kembali, dan saat Ramadhan berakhir kita menganggap diri sudah kembali fitroh hanya bermodal puasa dengan banyak tidur serta pakai baju koko baru plus bahawan sarung BHS.
Bila Ramadhan dianggap tamu Agung maka kita tidak membuat Ramadhan sendirian, kita akan mengajaknya bercanda dengan tilawah Al-Quran dan bercengkrama dengan dzikir bukan ditinggal tidur.
Salah satu hal baik padaku di Bulan Ramadhan hanya pada saat tadarus, dimana bisa pamer lagu bacaan Al-Quran dengan kontrol makhorijul huruf yang tepat pada teman tadarus yang memang sudah lanjut usia dengan nafasnya terbatas dan mata rabun untuk melihat tulisan Al-Quran.
Sungguh kita masih pamer kebahagian nisbi tentang Ramadhan. Sering pakai kopiah kemana-mana dan bilang maaf saya lagi puasa tidak bisa ngerasani orang.
Seperti malam ini aku masih terjaga tengah malam bukan dengan dzikir atau tadarus menuggu saat sahur atau paling tidak nonton tayangan tarawih di Masjidil Haram, tapi pilihanku lebih “menarik” tayangan film Seeling Justice kisah Will Gerrard yang diperankan si ganteng Nicolas Cage dan beradu akting dengan January Jones yang memerankan Laura Gerrard.
Ternyata Ramadhan kita sudah kering tidak mampu menembus sirru Ramadhan seperti mbah buyut dulu yang selalu menangis saat hendak Shalat Ied karena Ramadhan telah usai berharap sampai pada Ramadhan berikutnya, ini kah yang kata Nabi:
لَوْ تَعْلَمُ أُمَّتِيْ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّوْا أَنْ تَكُوْنَ السَّنَةُ كُـلُّهَا رَمَضَانُ
“Seandainya umatku tahu apa yang ada pada Bulan Ramadhan niscaya dia akan berharap sepanjang tahun Ramadhan semua.”
Dan saat Hari Raya tiba kita takbir menyambut kemenangan. Sebenarnya yang menang siapa? Toko baju yang kapitalis atau kita yang konsumeris?? Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillah Ilham.
Redaktur : Septaria Yusnaeni
Leave a Reply