www.bramanews.com Mukomuko – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mewaspadai tingginya angka stunting di wilayah perdesaan, khususnya di kawasan transmigrasi. Sebagai wilayah yang baru tumbuh, kawasan transmigrasi rentan terhadap kondisi kekurangan gizi terutama bagi anak-anak.
“Kami akan terus meningkatkan edukasi bagi warga desa, utamanya di kawasan-kawasan transmigran agar memahami ancaman stunting pada anak usia tumbuh kembang serta bisa mengantisipasinya melalui pola hidup sehat,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo usai berdialog dengan warga di Balai Desa Pondok Makmur, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Minggu (24/2).
Dia menjelaskan, kawasan perdesaan rentan terhadap ancaman stunting. Kondisi tersebut bukan semata karena perekonomian warga, tetapi juga minimnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat. Menurut Eko, di kawasan perdesaan justru banyak bahan-bahan organik seperti sayuran dan buah-buahan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi anak.
“Kami akan terus mendorong edukasi tentang stunting bagi warga di kawasan perdesaan, dengan demikian generasi kita di masa mendatang adalah generasi yang sehat jasmani dan rohaninya,” ujar sang menteri.
Selain meningkatkan edukasi, lanjut Eko, Kemendesa PDTT juga mendorong warga desa untuk terus meningkatkan berbagai sarana kesehatan skala desa seperti Poliklinik Desa (Polindes) maupun Posyandu. Saat ini ribuan Polindes dan Posyandu telah berhasil dibangun melalui dana desa. Polindes dan Posyandu diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam mengantisipasi stunting di kawasan perdesaan.
“Kami berharap kehadiran Polindes dan Posyandu dimanfaatkan warga desa untuk memantau perkembangan putra-putri mereka terutama asupan nutrisi sehari-sehari,” katanya.
Menteri Eko juga mengapresiasi kerja sama Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendesa PDTT dengan pihak ketiga, yakni PT Kalbe Nutrisional, yang mengadakan kegiatan bhakti sosial dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan balita.
Menurut Eko, sudah saatnya pemerintah dan dunia usaha bergandengan tangan dalam meningkatkan kesadaran pentingnya perkembangan anak-anak di Indonesia.
“Kami menilai kegiatan edukasi bagi ibu-ibu dan warga desa akan pentingnya nutrisi bagi 1.000 Hari Pertama Kehidupan sangat positif. Kami juga berpesan agar kegiatan ini dimanfaatkan para ibu untuk meningkatkan wawasan akan pola hidup sehat bagi ibu dan anak di kawasan perdesaan,” tutupnya.
Selain menghadiri kegiatan Sosialisasi Penggunaan Dana Desa di Bengkulu, Menteri Desa Eko Putro Sandjojo juga mengunjungi lokasi sosialisasi tentang pentingnya nutrisi diseribu hari pertama kehidupan yang digelar di Balai Desa di Pondok Makmur Kec. Air Manjunto Kab. Mukomuko. (rekanan pendamping)
Leave a Reply