Penulis : Maulana Sholehodin
Editor : Septaria Yusnaeni
Saya tipe orang yang tidak fanatik pada satu mazhab genre musik entah karena memang tidak faham musik dengan mendalam atau karena saya suka keindahan sehingga menyukai hampir semua jenis musik kecuali keroncong. Saya menyukai semua musik mulai lagu Dying Young Smooth Jazz Keny G yang Yahudi, Unforgiven Metalika yang ngerock, Inner Self Sepultura dengan genre thrash heavy metal. Good Bye Bon Jovi, Hill the Word Michael Jackson yang ngepop, syahdu Rhoma Irama dengan dangdutnya bahkan lagu Shukaro Umi Kulsum sang legenda Mesir.
Di Indonesia genre musik yang melintasi semua segmen dengan penggemar terbanyak adalah dangdut, sebuah aliran musik yang diciptakan oleh Raden Haji Oma Irama (Rhoma Irama). Ya memang tidak ada sesuatu yang betul-betul baru, Rhoma pun meracik dangdut dari bahan dasar musik Melayu, sebuah aliran musik dengan instrumen yang lebih didominasi tabuhan rebana, petikan gambus, gesekan biola, picitan akordion, dan tiupan seruling dengan notasi ketukan Javin yang beraroma Arab. Syairnya pun ringan riang tentang cerita sehari-hari nilai tentang hidup kadang sedih mendayu.
Genre musik Melayu ini oleh Rhoma Irama diracik ulang dengan memasukkan unsur Rock. Instrumen gitar listrik pun dimasukan dengan notasi lebih cepat dan peleburan elemen musik Barat kedalamnya menjadikan musik ini menjadi energik tanpa meninggalkan cengkok gaya Arab yang mendayu. Walau sukses mengelaborasi Melayu dengan Rock tapi Rhoma Irama tidak benar-benar mampu keluar dari pengaruh musik India bahkan ketika Rhoma sudah menduduki tahta Raja Dangdut. Dia tidak bisa lepas dari musik India bahkan sampai pernah mengundang dan mengajak duet Nandeni dari India dalam lagu Sawan Kam Hina.
Kemudian Rhoma menciptakan sebuah lagu yang cukup riang yang dalam liriknya ada kata kata dangdut
………..
Pernah aku melihat musik di Taman Ria
Iramanya Melayu duhai sedap sekali
Iramanya Melayu duhai sedap sekali
Sulingnya suling bambu
Gendangnya kulit lembu
Dangdut suara gendang rasa ingin berdendang
Dangdut suara gendang rasa ingin berdendang
………..
Sejak saat itu musik Melayu racikan Rhoma Irama dengan memasukkan unsur barat disebut dangdut.
Seluruh lagu, syair dan notasi bahkan gaya rambut serta pakaian Rhoma Irama adalah tonggak sejarah penting bagi musik dangdut di Indonesia. Khrisna Sen dan David Hill dalam Media, Culture and Politics (2000) juga Marle Ricklefs dalam mengislamkan Jawa (2013) menyebut nama Rhoma sebagai orang penting dalam musik Indonesia di buku-buku mereka.
Eksperimen Rhoma Irama pada notasi, instrumen, lirik bahkan gaya pakaian Rhoma Irama adalah sebuah usaha mengeluarkan musik dangdut dari image kampungan menjadi musik modern berkelas. Begitu serius Rhoma memodifikasi genre ini sampai kadang Rhoma bergaya bagai Elvis Presley pegang mik berkomprang sambil meliuk. Kadang Rhoma menjelma menjadi Rocker dengan celana kulit ketat dan sarung tangan kulit berteriak dan berjingkrak dengan gitar. Bahkan lagu Badai Fitnah yang Rhoma ciptakan bercita rasa Deep Purple. Tapi kadang Rhoma juga bersorban dan berjubah kemudian berdalil dengan fasikh sambil bergitar tanpa menghilangkan keindahan sebuah musik Rock dangdut. Rhoma menasbihkan diri sebagai satria bergitar pada saat dia telah menjadi Raja dangdut yang juga merajai seluruh genre musik di tanah air.
Soneta berdiri pada 13 Oktober 1973 saat itu di Inggris ada band Rock raksasa bernama Deep Purple yang sedang berjaya. Naifnya Rhoma dianggap sangat terpengaruh pada permainan gitaris Deep Purple Ritchie Blackmore. Lagu Soneta yang berjudul Ghibah dianggap mirip Child in the Time milik Deep Purple.
Menurut William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio Amerika Serikat dalam Rhoma Irama and the Dangdut Style: Aspects of Contemporary Indonesian Popular Culture (1982), Rhoma Irama adalah musisi yang sangat cerdas. Baginya Rhoma bukan sekadar superstar, namun benar-benar ikon massa yang sanggup menautkan kelompok elit dan rakyat kecil.
Menurut Achmad Albar the Real Rocker Indonesia, “Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan Rock”. Tetapi bila kita amati lagu-lagunya Rhoma telah mekakukan hal yang sama dengan dilakukan Fredi Mercury, dia memadu bukan hanya rock tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. Inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiliki cita rasa yang berbeda. Kelebihan Rhoma Irama dari Fredy Mercury terletak pada kisah cintanya, Rhoma begitu sukses dengan kisah cintanya seperti pada lagu yang dia ciptakan
……….
Mama Kau Puspita
Belahan Jiwa
Mama Kau Jelita
Hiasan Sukma
…….
Leave a Reply