Sarbumusi Sayap Buruh NU Penggagas Serikat Buruh Dunia

Pasang Iklan Anda disini Hubungi Brama News

Oleh : Maulana Sholehodin

Sarbumusi merupakan organ taktis NU yang didirikan NU untuk memperjuangkan hak-hak buruh dan menghadang progresifitas gerakan PKI melalui Sobsi. Sarbumusi Didirikan pada 27 September 1955 di Pabrik Gula Tulangan Sidoarjo dengan nama Sarekat Buruh Muslimin Indonesia.

Para ulama merespon situasi perburuan dengan membentuk Sarbumusi untuk menata perburuhan di Indonesia, khususnya buruh Nahdliyin. Faktor kedua adalah konsolidasi buruh saat itu cukup strategis bukan saja sebagai media konsolidasi gagasan parpol bagi kalangan buruh, tetapi juga dapat mendulang suara dikalangan buruh. Faktor Yang terakhir bahwa NU ingin melawan dominasi PKI melalui gerakan Sentral Organisasi Boeroeh Seloeroeh Indonesia (Sobsi) yang saat itu mendominasi 60 persen dari total anggota serikat buruh di Indonesia atau lebih dari 2,6 juta.

Kelahiran Sarbumusi mendapatkan sambutan luar biasa walau berafiliasi pada gerakan politik Islam yaitu partai NU.

Pada perkembangan berikutnya Sarbumusi pada era 60-an menjadi gerakan buruh inklusif yang tidak saja berkontribusi pada arah gerakan buruh di Indonesia, melainkan juga memainkan peran penting dalam isu-isu strategis kebangsaan. Dalam masalah keamanan misalnya, Sarbumusi bersama-sama serikat buruh lainnya seperti KBKI, Sobsi, Gasbiindo, Gosii dan Sobri membentuk Sekretariat Bersama yang salah satunya adalah untuk merespon perebutan Irian Barat. Sarbumusi juga tercatat sebagai salah satu gerakan buruh yang kritis terhadap pemerintahan Orde Baru yang masih tetap mempertahankan beberapa gaya Pemerintahan Orde Lama terkait dengan kebijakan perburuhan nasional seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) masal yang dilakukan oleh beberapa perusahaan milik Negara. Sarbumusi juga menjadi pengkritik berat atas beberapa kebijakan pemerintah Orde Baru yang merugikan buruh seperti pelarangan pemogokan masal.

Gerakan Sarbumusi saat itu tentu tidak bisa dipisahkan oleh kebijakan PBNU yang dipimpin oleh jawara politik Indonesia Subhan ZE. Di dalam negeri melakukan konsolidasi melalui pengorganisiran, forum-forum perburuhan hingga aksi mogok, serta penerbitan publikasi perburuhan yang bernama “Berkala Sarbumusi”. Tabloid Berkala Sarbumusi ini bahkan memuat banyak sekali artikel-artikel penting mengenai posisi Sarbumusi bukan saja sebagai gerakan perburuhan nasional melainkan juga regional dan internasional.

Posisi Sarbumusi saat itu menjadi organisasi buruh yang diperhitungkan di dalam negeri mencoba membangun jejaring internasional titik kulminasinya Sarbumusi bersama Gasbiindo menjadi inisiator berdirinya sebuah konfederasi serikat buruh dunia yang bernama International Confederation of Free Trade Union (ICFTU) seiring dengan segregasi gerakan buruh dunia kedalam dua kelompok besar masa perang dingin, yakni gerakan buruh yang berafiliasi komunis dan gerakan buruh non-komunis. Saat itu, ICFTU tercatat sebagai salah satu Konfederasi Buruh yang dominan di dunia. ICFTU inilah yang pada tahun 2006 bersama-sama dengan the World Confederation of Labour (WCL) melebur dan bertransformasi menjadi International Trade Union Confederation (ITUC). ITUC inilah yang setiap tahunnya mewakili buruh di forum tertinggi perburuhan dunia, yakni International Labour Conference yang digelar setiap bulan Juni di Genewa, Swiss.

Selamat Hari Buruh Internasional

 

Redaktur : Septaria Yusnaeni

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.