Oleh : Maulana Sholehodin
Culture custom adalah budaya modifikasi motor agar sesuai dengan keinginan dan selera pemilik yang sangat personal. Kadang modifikasinya merubah bentuk dengan sangat radikal sehingga merubah total bentuk standart pabrik.
Modifikasi atau motor custom ada beberapa pilihan, pertama restorasi artinya membangun dan memperbarui motor lawas sesuai dengan bentuk asli standart pabrik. Kedua, replikasi meniru bentuk motor lain. Nah yang lagi trend hari ini adalah replikasi motor baru menjadi bentuk motor lawas. Jadi mesin motor baru dipadu dengan tampilan motor model awal abad 20an. Langkah ini kalau pinjam istilah ushul fiqh dikategorikan
المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
Melestarikan model tehnologi kuno dan mengambil tehnologi mesin baru yang lbh baik (inovatif).
Madzhab motor custom cukup banyaknya, cafe racer, japstyl, scrambler, street traker, bobber dan masih banyak lagi. Dan di antara madzhab-madzhab pada aliran modifikasi ini tidak pernah saling menjelekkan apalagi mengkafirkan karena ini soal selera dan cita rasa yang sangat subyektif, hasil karya siapapun akan jadi inspirasi bagi yang lain. Hidup ini adalah sebuah proses yang tidak pernah selesai (change is never ending proses). Dalam proses perkembangan budaya tidak akan lepas dari take and give saling tiru dan saling contoh, dalam teori ini hampir tidak pernah ada sesuatu yang benar-benar baru semua hasil dari evolusi panjang.
Motor adalah kumpulan komponen tehnologi canggih yang menyatu sehingga disebut sepeda motor. Tapi secanggih apapun sebuah motor kecepatannya ditentukan manusia yang mengendarai di atasnya. Valentino Rossi misalnya dia seorang pembalap di kejuaraan Grandprix motor dunia setelah era Michael Doohan, dengan titel juara dunia di empat kelas berbeda yang diraihnya dalam waktu tujuh tahun berkarir. Pindah ke motor apapun dia tetap jadi pemenang dengan 7 gelar juara dunia di kelas puncak (500cc/MotoGP) dan dua gelar di kelas 250cc dan 125cc. Jadi secanggih apapun sebuah mesin motor tetap tergantung pada manusia yang mengendarainya. Artinya tetap lebih sempurnah ciptakan Al-Kholiq (Tuhan Yang Maha Kreatif).
Setiap sesuatu memiliki dimensi makna dan hikmah pada semua hal apapun itu termasuk motor. Dalam rangkaian onderdil motor semua komponen tidak lebih penting dari yang lain. Jangan permah meremehkan hal kecil seperti pentil ban sekalipun, sehebat apapun motormu bila tidak ada pentilnya maka bagaimana anda akan memompa ban anda. Dan ketika ban motor anda tidak terisi angin jangan harap anda bisa mengendarai dengan nyaman.
Carilah hikmah walau itu keluar dari asap knalpot motormu, sekali lagi hikmah bisa kita temui dimanapun. Jadi teringat pada nasihat guru di Pesantren
خذ الحكمة ولو خرجت من أفواه المجانين
Ambillah hikmah walau itu keluar dari mulut orang-orang gila.
Redaktur : Septaria
Leave a Reply