Tahun Hijriyah Bukan Warisan Nabi

Pasang Iklan Anda disini Hubungi Brama News

Penulis : Maulana Sholehodin
Redaktur : Brama News

Pada masa Nabi Muhammad SAW belum dikenal kalender Hijriyah karena memang belum diciptakan. Oleh karena itu, tahun Hijriyah bukanlah tradisi Nabi juga bukan warisan Nabi Muhammad SAW dan ini perbuatan bid’ah. Saya heran pada kelompok yang dengan mudah teriak bid’ah tapi memaksakan kelender Hijriyah.

Bid’ah adalah produk kreatifitas yang tidak ada pada masa Nabi dan tidak semua kreatifitas itu buruk. Kreatifitas yang membawa kebaikan disebut bida’tul hasanah sedang kreatifitas yang berdampak buruk disebut bid’tul alsayi’ah.

Pada tahun 638 Masehi tatkala pemerintahan kholifah Umar bin Al Khattab, saat kekuasaan Islam semakin luas ada persoalan administratif pada penulisan tanggal di surat resmi kenegaraan. Berawal saat Abu Musa Al Asy’ari menulis kepada sayyidina Umar, “Surat-surat sampai kepada kami dari Amirul Mu’minin, tetapi kami bingung bagaimana menjalankannya. Kami membaca sebuah dokumen tertanggal Sya’ban, namun kami tidak tahu ini untuk tahun yang lalu atau tahun ini.” (Syaikh Abdurrahman al Jabarti, 1825).

Sayyidina Umar kemudian mengumpulkan para sahabat yang bertugas di pusat pemerintahan. Menurut Ibnu Abbas, semenjak Nabi datang ke Madinah memang tidak ada tahun yang digunakan dalam penanggalan. Demikian juga saat masa Nabi di Mekkah, suku Qurais dan suku lain tidak punya kalender tahun. Saat itu tahun ditandai dengan sebuah kejadian yang terjadi bukan ditandai dengan angka. Seperti kelahiran Nabi yang dalam Masehi masuk pada tahun 571 (abad 6) ditandai atau disebut tahun gajah karena ditahun itu ada penyerangan pasukan abroha dimana pasukannya mengendarai gajah.

Dalam pertemuan majelis khalifah itu diputuskan penulisan surat harus menggunakan angka tahun. Masalah selanjutnya adalah menentukan awal penghitungan kalender Islam. Sempat ada yang mengusulkan penggunaan kalender Masehi seperti yang dipakai Romawi, tapi ditolak khalifah karena kalender Romawi sudah sangat tua. Jadi bukan karena kelender non muslim tapi karena tahunnya sudah sangat tua.

Masalah berlanjut pada kapan dimulai kalender kekhalifahan ini dimulai. Apakah akan memakai tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW seperti orang nasrani? Apakah saat kematian beliau? Ataukah saat Nabi diangkat menjadi Rasul atau turunnya Al Qur’an? Ataukah saat kemenangan kaum muslimin dalam peperangan?

Ternyata pilihan majelis Khalifah ‘Umar tersebut adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah. Karena itulah, kalender Islam ini biasa dikenal juga sebagai kalender Hijriyah. Kalender tersebut dimulai pada 1 Muharram tahun peristiwa hijrah atau bertepatan dengan 16 Juli 622 M. Peristiwa hijrah Nabi sendiri berlangsung pada bulan Rabi’ul Awal 1 H atau September 622 M.

Bulan masehi berdasarkan rotasi matahari sedang hijriyah berdasarkan rotasi bulan keduanya disebut dan dijelaskan dalam Alquran surat Al-Anam ayat 96.

فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.