Penulis : Maulana Sholehodin
Redaktur : Brama News
Tiap penghujung tahun begitu marak postingan bahwa terompet itu haram karena budaya Kristen. Saya jawab itu salah sebab terompet bukanlah budaya Kristen, terompet sudah ada jauh sebelum Yesus lahir dan aksesoris terompet belum ada pada generasi awal Kristen di Natal mereka, artinya aksesoris terompet saat Natal itu bid’ah. Bila terompet diharamkan saya kasihan pada Malaikat Isrofil, sebaga penanda akan meniup apa saat kiamat toh Tuhan hanya memberi terompet saja bukan sexsofon, peluit atau seruling.
The chromatic terompet dengan fariasi nada melalui permainan lubang adalah penemuan yang lumayan baru di Eropa, tapi asal terompet sebagai alat tiup primitif telah ada sejak ribuan tahun lalu. Ditemukan diberbagai benua dengan berbagai jenis. Menurut banyak ahli sejarah, terompet buatan paling awal muncul sebelum akhir Neolitikum (era neolitikum 700-1900 SM) dan diadaptasi dari bahan alami seperti tanduk binatang atau cangkang keong serta dibeberapa bagian belahan dunia lain terbuat dari kulit kayu, labu, bambu tanduk bahkan tulang paha manusia.
Terompet logam menurut sejarawan diawali Skandinavia (1700 SM) dan terompet logam awal ini dipalu dari lembaran logam atau perak. Dan tercatat terompet berjenis Lur Nordik kuno terbuat dari perunggu berasal dari jaman perunggu akhir (1000-500 SM). Terdiri dari tabung kerucut berbentuk S yang rumit, biasanya panjangnya sekitar 2 meter (7 kaki) telah ditemukan di Denmark, Swedia, Norwegia, Jerman Utara.
Terompet model lurus telah dibuat di India sejak neolitik dan masih ditemukan hari ini dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai nama turahi, turya, tutari, tuttoori, bhongal, kahal, kahala dan bhenr. The booraga dari bahasa sansekerta sastra adalah mungkin juga terompet lurus terbuat dari kuningan atau tembaga.
Setelah jatuhnya kekaisaran barat pada tahun 476, terompet menghilang dari Eropa selama lebih dari setengah milenium. Terompet berikutnya tidak memiliki ciri khas kurva seperti G tapi Lurus-tub dan ini berkembang di Timur Tengah, terompet logam ini sangat panjang dan membuat tentara Kristen terkesan pada masa Perang Salib.
Nafiri perak adalah salah satu dari dua terompet yang ditemukan di Malaysia, namanya jelas berasal dari bahasa Arab būq al-nafīr . Nafiri hadir di setiap acara sultan dan menjadi kebanggaan para sultan melayu. Maka Jelas bahwa terompet bukan berasal dari kebudayaan Kristen. Maka jangan diKristenkan atau diIslamkan. Untuk itu Malaikat Isrofil sebagai peniup terompet kiamat tidak usah resah atau ragu saat meniup terompet sebab itu bukan haram. Dan bila ingin tahu jenis terompet Malaikat Isrofil mari kita lihat saat kiamat nanti. Tapi saya berharap Malaikat Isrofil tidak ikut meniup terompet saat tahun baru nanti.
Leave a Reply