Pasuruan, www.bramanews.com – Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang berada di posisi dua secara nasional ternyata tidak diimbangi dengan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimana tingkat IPM Jatim secara nasional berada di posisi 15 dari 34 propinsi di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan ATC (Aisyiyah Training Center) di Desa Wisata Kertosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (6/4/2019).
Emil menyebut, pertumbuhan ekonomi Jatim yang selama ini ditopang oleh industri pengolahan sumber daya alam primer harus mulai dipikirkan untuk bergeser. “Karena bahan baku industrinya terbatas dan akan terus berkurang,” terangnya.
Lantas apa diversifikasi industri di Jatim yang dapat dikembangkan selanjutnya? lanjut Emil, bisa seperti di Jepang atau Negara maju lainnya, yakni perdagangan dan jasa. Termasuk didalamnya pariwisata.
“Jepang misalnya, 70 persen perekonomiannya ternyata ditopang oleh perdagangan dan jasa. Sisanya dari industri dan pertanian modern. Sehingga PDB Jepang itu lima kali lipat dari Indonesia,” lanjut pria yang pernah menjadi Bupati Trenggalek itu.
Karena itu, Emil berharap, industri berbasis knowledge base economic menjadi penting. Peningkatan IPM juga menjadi prioritas untuk dikembangkan agar dapat mengimbangi diversifikasi industri tersebut.
Sementara itu, Direktur Desa Wisata Kertosari Buhajar menyambut baik apa yang diuraikan dan direncanakan oleh Wakil Gubernur Jatim Emil. Pihaknya mengamini, jika persoalan peningkatan SDM menjadi penting untuk dilakukan dalam rangka mempercepat sekaligus siap menghadapi persaingan.
“Dengan orientasi peningkatan IPM yang dilakukan dengan berbagai macam program dan kegiatan pendidikan maupun pelatihan nantinya. Niscaya kesiapan Jatim dalam pengembangan diversifikasi industri akan mudah tercapai,” ungkapnya. (ay/yn)
Leave a Reply