Perjalanan Hagia Sophia Menjadi Masjid

Pasang Iklan Anda disini Hubungi Brama News

Penulis : Maulana Sholehodin
Redaktur : Brama News

Keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan memfungsikan Hagia Sophia menjadi masjid menuai protes beberapa negara, bahkan Yunani mengancam merubah Rumah Mustafa Kemal Attaturk di Yunani menjadi monumen Genosida. Saya tidak mau masuk pada perdebatan keduanya, Hagia Sophia menjadi hak Turki untuk menentukan mahakarya Hagia Sophia dijadikan apa, yang penting jangan dirusak sebab itu mahakarya kebudayaan. Begitu juga bekas Rumah bapak modern Turki di Yunani, hak Yunani mau diapakan. Maka YuNina, YuSiti dan YuJa jangan sampai ikut-ikut nanti bisa rame di warung sebelah.

Begitupun tentang Mezquita atau Masjid Córdoba yang telah dirubah pemerintah Spanyol menjadi Katedral. Dahulu bangunan ini merupakan sebuah masjid pada masa Islam Spanyol dibawah pemerintahan Dinasti Umayyah. Setelah reconquista atau penaklukan kembali Spanyol oleh bangsa Kristen, gedung ini diubah fungsi menjadi sebuah gereja katedral gotik dan memasukkan unsur arsitektur Moor. Sekarang keseluruhan gedung dipakai sebagai gedung katedral diosese Córdoba di Spanyol.

Itu semua adalah fakta sejarah yang menarik untuk dibaca, dalam persfektif Gus Dur tidak bijak merampas tempat ibadah sebuah agama untuk diubah menjadi tempat ibadah agama lain, bahkan Sayyidina Umar pernah menolak merebut gereja pada salah satu peperangannya. Untuk pada kasus Hagia Shopia ini saya lebih tertarik mendiskusikan pada konteks sejarah.

Hagia Sophia atau Aya Sofya (dari bahasa Yunani: Ἁγία Σοφία Bizantium Yunani [aˈʝia soˈfia]; bahasa Latin: Sancta Sophia atau Sancta Sapientia; bahasa Arab: آيا صوفيا; “Kebijaksanaan Suci”) adalah sebuah bangunan bekas basilika bangunan publik atau tempat pertemuan kekaisaran timur yang lebih dikenal Bizantium. Bangunan ini didesain oleh ahli ukur Yunani, Isidore dari Miletus dan Anthemius dari Tralles.

Setelah Kekaisaran Romawi resmi menjadi negara Kristiani maka basilika ini difungsikan sebagai gereja dan sejak saat itu basilika juga bermakna kegerejaan. Hagia Sophia sejak 537 M sampai 1453 M menjadi katedral ortodoks tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kemudian pada tahun 1204 sampai 1261 oleh Pasukan Salib Keempat dipakai Katedral Katolik Roma dibawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel.

Pada 24 Mei 1453 kejayaan Romawi Timur, konstantinipel ditahlukan oleh kekaisaran Ottoman kesultanan Usmani yang kemudian pada 29 Mei 1453 Sultana Utsmani Mehmed II merubah Hagia Shopia menjadi masjid. Pada 1453 M, Sultan Mehmed II kemudian memerintahkan pengubahan gereja utama Kristen Ortodoks menjadi masjid. Dikenal sebagai Aya Sofya dalam ejaan Turki, bangunan yang berada dalam keadaan rusak ini diperbaiki dan dimodifikasi untuk memberi kesan kuat pada penguasa Utsmani dan memutuskan untuk mengubahnya menjadi masjid. Berbagai lambang Kristen seperti lonceng, gambar dan mozaik yang menggambarkan Yesus, Maria, orang-orang suci Kristen dan para malaikat dihilangkan atau ditutup. Berbagai atribut keislaman seperti mihrab, minbar dan empat menara, ditambahkan.

Pada awal abad 20 yaitu tanggal 1 Februari 1935 saat Turki menjadi Republik maka bangunan ini disekulerkan oleh Presiden Turki Mustafa Kemal Attaturk dan merubahnya menjadi sebagai museum.

Hagia Sophia dipandang sebagai lambang arsitektur Bizantium yang telah mengubah sejarah arsitektur dunia. Bangunan bersejarah telah melewati abad yang panjang dan tetap anggun serta kokoh. Bangunan ini menjadi magnet kuat bagi wisatawan dunia, tak kurang sekitar 3,3 juta wisatawan datang tiap tahunnya.

Hagia Sophia jugalah yang menjadi cikal bakal arsitektur masjid Islam era modern sehingga masjid selalu identik dengan kubah. Saya tidak tahu kenapa tidak ada yang berani mengatakan bid’ah bahkan kufur dengan model kuba masjid padahal itu hasil karya emperum Romawi dan pernah menjadi Gereja. Sejarah selalu menarik untuk dibaca.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.